Rabu, 07 Januari 2015

Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) versi Musyawarah Nasional (Munas) Jakarta, Agung Laksono, menyambangi kantor PP Muhammadiyah di Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) versi Musyawarah Nasional (Munas) Jakarta, Agung Laksono, menyambangi kantor PP Muhammadiyah di Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Mengenakan batik kuning, Agung mengatakan hanya ingin bersilahturahmi dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin.

"Kita hadir untuk silaturahmi dengan PP Muhammadiyah dan menjelaskan tentang kinerja Partai Golkar Munas Jakarta sampai saat ini," ujar Agung sebelum pertemuan, di Gedung PP Muhammadiyah, Selasa (6/1/2015).

Meski mengatakan ingin silahturahmi, mantan Menko Kesra (sekarang Menko PMK) itu menegaskan, juga akan membicarakan dualisme yang terjadi di partainya. 

"Kita ketahui Golkar kan ada dua munas yaitu Munas Bali dan Munas Jakarta. Di sini kita akan menjelaskan tentang Partai Golkar pada PP Muhammadiyah yang merupakan organisasi masyarakat," tandas dia.

Menurut Agung, pertemuan dengan ketua umum PP Muhammadiyah akan dilaksanakan secara terbuka sehingga tidak ada hal yang ditutup-tutupi. "Kita tidak ada yang ditutup-tutupi. Nanti bisa dilihat sendiri. Niat kami baik," jelas Agung. (Sun/Mut)

Senin, 05 Januari 2015

Keluarga sebut evakuasi korban AirAsia lamban, Kabarsarnas geram.


Merdeka.com - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo sesumbar jika belum ada di dunia lain yang mampu mencari korban kecelakaan pesawat dalam tempo tiga hari. Hal itu ia sampaikan sebagai jawaban ketika awak media mengatakan ada keluarga korban Pesawat AirAsia QZ8501 yang menginginkan agar Basarnas menemukan pada hari pertama.

"Coba tunjukkan pada saya, negara yang bisa mencari accidentpesawat dalam waktu tiga hari seperti Basarnas. Kita bandingkan. Sampaikan pada kita," kata Soelistyo di kantor Basarnas Jakarta, Senin (5/1).

Kendati demikian, Soelistyo menolak Basarnas disebut paling top dalam menangani kasus kecelakaan pesawat. "Kita tidak berhak mengatakan itu, yang berhak ya media menilai," ujarnya.

Selain itu, Soelistyo juga menjelaskan, bahwa sejumlah kapal milik Basarnas dan TNI AL mulai pulang dari daerah operasi pencarian. Hal itu menurut dia, karena faktor keterbatasan logistik, namun ia menegaskan sejumlah kapal lain langsung menggantikan kapal-kapal yang telah pulang tersebut.

"Saya sampaikan, ini sudah hari ketujuh, kapal-kapal kita itu punya bekal kurang lebih 7 hari, makanya ini mulai ada yang balik. Tapi langsung digantikan oleh kapal yang lain, oleh TNI AL," katanya.

Diberitakan sebelumnya, hingga hari ke delapan(4/1), Blackbox pesawat AirAsia QZ8501 belum juga ditemukan. Korban pun baru ditemukan 31 orang, dan 9 orang korban teridentifikasi.

Dari sisi waktu, keluarga mulai merasa tidak sabar karena proses evakuasi dan identifikasi yang sangat lambat. Karena memang belum banyak yang bisa ditemukan.

Ongko Gunawan, salah satu keluarga korban berharap para korban segera ditemukan secepatnya. Dia berharap adik dan keponakannya segera ditemukan.

"Lama prosesnya, delapan hari baru 30 korban yang ditemukan," kata Ongko di Surabaya, Minggu (4/1)

Ongko antara sabar dan tidak sabar sedang menunggu kepastian kabar adik kandungnya Kusuma Chandra, adik iparnya Ong Sherly dan keponakannya Kho Fera Chandra (19). Mereka berangkat dari Surabaya menuju Singapura untuk berlibur.
Sumber; Merdeka.com